Muhammad Ibnu Dauri rahimahullâh berkata: “Iblis itu
celaka karena lima hal, yaitu:
- tidak pernah mengakui dosa yang dilakukannya;
- tidak pernah menyesal setelah melakukan perbuatan dosa;
- tidak pernah mencela dirinya;
- tidak pernah punya niat untuk bertobat; dan
- putus asa dari rahmat Allah.
Sebaliknya, Nabi Adam alaihi salaam bahagia karena lima hal, yaitu:
- mau mengakui dosa yang pernah beliau perbuat;
- menyesali dosanya;
- mencela dirinya sendiri(karena melakukan suatu kesalahan);
- segera bertobat (setiap kali melakukan kesalahan); dan
- tidak putus asa dari rahmat Allah.”
Kalimat pengakuan Nabi Adam alaihi salaam atas dosanya adalah sebagai
berikut:
Robbanaa zholamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin.
“Wahai Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri, Apabila Engkau tidak mengampuni diri kami dan tidak merahmati kami, tentu kami termasuk orang yang merugi.” (QS. Al-A’raaf (7):23)
Berkaitan dengan pengakuan atas dosa yang pernah dilakukan, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba itu jika mau mengakui dosa yang dikerjakannya, kemudian bertobat kepada Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkaitan dengan penyesalan atas dosa yang pernah dilakukan, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa, kemudian ia menyesal, maka penyesalannya itu adalah sebagai kifaratnya.” (HR. Baihaqi, dari ‘Abdullah bin Mas’ud)
Robbanaa zholamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin.
“Wahai Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri, Apabila Engkau tidak mengampuni diri kami dan tidak merahmati kami, tentu kami termasuk orang yang merugi.” (QS. Al-A’raaf (7):23)
Berkaitan dengan pengakuan atas dosa yang pernah dilakukan, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba itu jika mau mengakui dosa yang dikerjakannya, kemudian bertobat kepada Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkaitan dengan penyesalan atas dosa yang pernah dilakukan, Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa, kemudian ia menyesal, maka penyesalannya itu adalah sebagai kifaratnya.” (HR. Baihaqi, dari ‘Abdullah bin Mas’ud)