DUA KIDUNG PENAWAR KALBU (TOMBO ATI)

No Comments
  1. “Ya ALLOH, aku ingin mengerjakan semua kebaikan, tapi apa daya tangan tak sampai.
  2. Maafkanlah segala kekuranganku. Engkau Maha tidak memerlukan dari menyiksaku.
Karena sesungguhnya semua dosa-dosaku tidak merugikan-Mu, begitu pula semua ketaatanku tidak menguntungkan-Mu.”
 
Berikut ini adalah bait-bait syair yang telah diijazahkan kepadaku oleh salah seorang ulama terkemuka untuk dibaca tujuh kali usai shalat Jumu’ah, yang artinya sebagai berikut :

"Ya Tuhanku tak layak bagiku menghuni surga Firdaus-Mu
namun aku tak kuat bila menempati neraka Jahim
Maafkanlah semua kesalahanku dan ampunilah semua dosaku
karena hanya Engkaulah yang mengampuni dosa-dosa yang besar.
Perlakukanlah daku dengan perlakuan yang terhormat
dan kokohkanlah keyakinanku pada jalan yang benar."

Diceritakan bahwa pada suatu hari Abu Bakar Asy-Syibli datang kepada Ibnu Mujahid. Tiba-tiba Ibnu Mujahid merangkulnya, lalu mencium keningnya. Ketika ditanyakan kepadanya tentang sambutannya kepada Asy-Syibli itu, ia menjawab: "Aku telah bermimpi melihat Rasulullah saw mencium Abu Bakar Asy-Syibli, lalu aku bertanya kepada Rasulullah saw 'Mengapa engkau berbuat demikian kepada Asy-Syibli?' Beliau menjawab: 'Karena, tidaklah ia mengerjakan shalat fardhu, melainkan dia membaca dua ayat berikut ini sesudahnya:

"Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung." (QS. At-Taubah (9): 128-129)

Sesudah itu dia membaca shalawat berikut untukku, yaitu: 'Shollalloohu 'alaika ya Muhammad.' (Semoga Allah melimpahkan shalawat-Nya kepadamu, wahai Muhammad.) Selanjutnya, aku menanyakan kepada Asy-Syibli bacaan yang dia ucapkan sesudah shalatnya, maka ia menyebutkan hal yang semisal."

Nama asli Abu Bakar Asy-Syibli adalah Dalaf bin Jahdar Al-Baghdadi. Ia seorang tokoh ahli ma'rifat dan hidup pada masa Syekh Junaid dan masa madzhab Maliki. Ia meninggal pada tahun 334 Hijriyah dalam usia 87 tahun dan dimakamkan di Baghdad.